Senin, 19 Oktober 2009

Berkat-Nya atau pribadi-Nya (Living inspiration)

Dikutip dari Warta 18 Oktober 2009
Seorang ayah setiap pulang dari luar kota atau berpegian dari jauh, sering membawa hadiah berupa mainan kepada anaknya yang masih kecil, Dia ingin melalui pemberian tersebut, anaknya akan dekat dengannya. Itulah cara yang paling sederhana yang dilakukannya untuk melpeas kangen, rasa sayangnya. Namun pada waktu itulah ternyata sang anak sekarang justru lebih asyik dengan mainan yang ia berikan daripada dengan ayahnya yang memberikan mainan tersebut.

Terkadang itu juga merupakan gambaran kita dengan Tuhan. Begitu sering Tuhan memberkati kita dan memberikan yang terbaik kepada kita dengan tujuan agar kita lebih dekat dengan-Nya...Nyatanya yang terjadi tidaklah demikian, Kita lebih asyik dengan berkat yang Dia berikan sehingga kita hampir-hampir tidak mempunyai waktu untuk Sang Pemberi Berkat...Jika kita yang adalah bapa di dunia saja kecewa melihat reaksi anak kita yang seperti itu, demikian juga hati Bapa ketika melihat berkat yang Dia beri justru menjaukan kita dari-Nya

Orang tua pasti akan kecewa jika ternyata anaknya tidak pernah kangen dengan mereka, tapi lebih kangen dengan mainan atau oleh-oleh yang dibawanya. Demikian juga kita bisa membayangkan hati Bapa di Surga sat kita tidak pernah merindukan Pribadi-Nya, tapi hanya merindukan berkat-Nya....

Jadilah anak Tuhan yang dewasa yang merindukan pribadi-Nya lebih dari berkatnya.

Yohanes 6 :26
Aku berkata kepada-Mu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti dan kami kenyang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar